Badai

Ada badai menelikung keteduhan hatiku
Memenggal garis bujur samudera jiwaku
Menerobos segenap lapisan dinding hatiku yang membiru
Membiru karena rindu
Rindu-rindu yang berkelebat hebat & menyayat

Berbekal ketabahan dan harapan
Kusadur sajak pujangga untuk kupatri
Kupatri di atas prasaasti sumpahku
Sumpah atas dirimu yang kucinta
Cinta-cinta yang tak pernah padam

Kini,
Dawai-dawai gitarku tegang
Siap melantun dengan lirik merajuk
Lirik-lirik yang menuding sinis
Sinis pada kesombongan waktu
Waktu yang terlalu angkuh untuk mengerti
Mengerti betapa ia terlalu lamban berlalu

Tapi.
Waktu congkak atas lajunya yang begitu cepat
Begitu cepat merampas kenangan
Kenangan yang dihalau detik-detik bersamamu
Bersamamu yang tak ingin kuakhiri
Kuakhiri hanya untuk kembali
Kembali karena janjiku
Janjiku untuk memilikimu pada akhir kisah yang kuciptakan

Inilah potongan terakhir
Potongan dari tiap serpihan yang kudulang
Akulah pendulang kenangan
Kenangan-kenangan yang tak terlupakan

”CINTA”
Itulah sajak singkat yang kusadur
Namun seumur hidupmu
Tak akan cukup untuk menemukan arti sejatinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuncup Soka

Pelopor Ilmu Komunikasi

Debu